Operasi tersebut, turut menjadi bukti pentingnya sinergi antara aparat penegak hukum dan organisasi konservasi dalam melindungi kekayaan alam Indonesia.
Burung-burung yang disita segera dievakuasi ke tempat rehabilitasi untuk pemeriksaan kesehatan sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.
Sementara itu, dua pelaku yang tertangkap kini sedang diperiksa lebih lanjut guna mengungkap jaringan perdagangan satwa liar yang lebih luas.
Operasi tersebut, turut menyoroti jalur-jalur strategis yang sering dimanfaatkan para pelaku untuk mengangkut satwa ilegal.
Baca Juga:Mengapa Banyak Petahana di Lampung Tumbang di Pilkada Serentak 2024? Ini Kata Ahli
"Dengan koordinasi yang kuat antara pihak berwenang, masyarakat juga diharapkan lebih sadar akan pentingnya melindungi fauna Indonesia dari ancaman perdagangan ilegal, yang tidak hanya merugikan lingkungan tetapi juga ekosistem yang lebih luas," ujar Hifzon Zawahiri.
Sementara itu, Direktur Eksekutif FLIGHT Marison Guciano menjelaskan, pihaknya menduga Lampung hanya menjadi tempat transit bagi burung burung ini sebelum dikirim ke Jawa.
"Pasar burung terbesar masih di Jawa, dimana permintaan di Jawa sangat tinggi. Lampung hanya transit sebelum mereka diselundupkan ke Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan," jelas Marison Guciano.
Menurut Marison, masifnya penyelundupan burung liar Sumatera ke Jawa harus mendapatkan perhatian semua pihak, dan tidak bisa dianggap sepele.
Sabab populasi saat ini, banyak jenis burung Sumatera telah menurun drastis dalam 10 tahun terakhir. Beberapa jenis bahkan sudah menghilang dari alam liar, dimana hal ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Baca Juga:Polresta Bandar Lampung Kawal Ketat Rekapitulasi Suara Pilkada 2024
Dalam lima tahun terakhir, FLIGHT mencatat lebih dari 200 ribu burung liar Sumatera telah diselamatkan dari upaya penyelundupan ke Jawa.