Tanggapan Petambak
Ribuan hektare tambak udang milik warga berdampingan dengan Pantai Labuhan Maringgai. Kebutuhan baku air asin tambak-tambak udang vanamei dan windu ini mengandalkan dari air laut.
Adanya tumpahan ceceran minyak di Pantai Labuhan Maringgai yang terjadi pada 14 Juli 2022, memang sempat membuat para petambak khawatir.
Ahmad Novianto (33), petambak di Desa Bandar Negeri ditemui Kamis, mengatakan awalnya sempat khawatir air laut terpengaruh minyak yang menggenang dan dapat membahayakan budi daya udang.
Baca Juga:Kemenko Marves Dorong Adanya Konsorsium Kedaulatan Digital Bawah Laut
"Awalnya memang khawatir, tapi setelah ada pembersihan secara cepat dan kami mendapat penjelasan dari pihak terkait, katanya tidak berbahaya untuk budi daya sehingga kami tidak khawatir lagi," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan, pasca kejadian minyak menggenang, ditemukannya ceceran minyak di pantai. Sampai dengan hari ini, belum ditemukan udang mati karena pengaruh minyak itu.
"Belum ada kejadian udang mati. Hanya khawatir saja, ya wajar kalau kami jadi khawatir," katanya.
Dia menanggapi penanganan tumpahan minyak oleh PHE OSES sudah sangat cepat, langsung ditangani. Dengan mempekerjakan masyarakat setempat, sehingga menambah penghasilan rumah tangga.
Namun demikian, ia berharap tidak terjadi lagi peristiwa tumpahan minyak tersebut.
Baca Juga:Kakek Hamid dari Indonesia ke Mekkah Arab Saudi Umrah Pakai Sepeda, Perjalanan Satu Tahun
"Kami berharap ada sosialisasi, edukasi kepada petambak untuk mengenali limbah minyak dan cara penanganannya," katanya. (ANTARA)