Mengapa Para Ilmuwan Khawatir Munculnya Varian Baru COVID-19 di Afsel?

Sementara para ilmuwan berupaya memastikan apakah mutasi virus itu resisten terhadap vaksin.

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 27 November 2021 | 08:04 WIB
Mengapa Para Ilmuwan Khawatir Munculnya Varian Baru COVID-19 di Afsel?
Ilustrasi varian baru Covid-19. Munculnya varian baru COVID-19 di Afsel membuat para ilmuwan khawatir. [Dailymail/@Lorenzo Catalino]

Varian baru ini telah memicu kekhawatiran karena memiliki lebih dari 30 mutasi pada paku protein yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel tubuh manusia, kata pejabat kesehatan Inggris.

Jumlah mutasinya lebih banyak daripada Delta, dan membuatnya jauh berbeda dengan varian asli virus corona yang menjadi dasar pembuatan vaksin COVID-19 saat ini.

Para ilmuwan Afsel mengatakan sejumlah mutasi dikaitkan dengan resistensi terhadap antibodi penetralisir dan meningkatkan kemampuan menularnya. Namun, hal-hal lainnya belum dipahami secara jelas.

Kepala Penasihat Medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) Dr Susan Hopkins mengatakan pada radio BBC bahwa beberapa mutasi belum pernah dilihat sebelumnya, sehingga belum diketahui bagaimana varian itu berinteraksi dengan yang lain dan menjadikannya varian paling kompleks yang ditemukan sejauh ini.

Baca Juga:Varian Baru Covid-19 Dinamai Omicron, Diakui Lebih Cepat Menular

Lebih banyak pengujian diperlukan untuk memastikan apakah varian itu menular lebih mudah, lebih cepat atau mampu mengurangi efektivitas vaksin.

Penelitian akan memerlukan waktu beberapa pekan, kata kepala teknis COVID-19 WHO Maria van Kerkhove pada Kamis. Saat ini, vaksin masih menjadi senjata penting untuk menghadapi virus corona.

Tak ada gejala tak biasa yang dilaporkan setelah pasien terinfeksi varian baru itu. Pada beberapa kasus, pasien tidak menunjukkan gejala apa pun, kata NICD.

Respons WHO

Badan kesehatan PBB itu akan memutuskan apakah B11529 dimasukkan dalam varian yang diperhatikan (variant of interest/VOI) atau varian yang diwaspadai (variant of concern/VOC).

Baca Juga:Mubassir, Lebih 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tidak Terpakai dan Kadaluwarsa

Jika ada bukti bahwa varian itu lebih menular dan vaksin kurang efektif melawannya, varian itu akan diberi status VOC dan dinamai dengan abjad Yunani.

WHO sejauh ini telah mengidentifikasi empat VOC --Alpha, Beta, Gamma dan Delta.

Dua varian dalam VOI adalah Lambda yang ditemukan di Peru pada Desember 2020 dan Mu di Kolombia pada Januari 2021. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini