22 Gajah di Taman Nasional Way Kambas Mati akibat Perburuan Liar

Gajah-gajah di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ini mati tanpa gading dan gigi

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 02 Oktober 2021 | 12:44 WIB
22 Gajah di Taman Nasional Way Kambas Mati akibat Perburuan Liar
Ilustrasi Gajah di Taman Nasional Way Kambas. Sebanyak 22 ekor gajah di Taman Nasional Way Kambas mati akibat perburuan liar. [ANTARA]

Dedi menambahkan bahwa gajah sangat erat kaitannya dengan hutan. Selain gajah, ada badak dan harimau yang menjadi satwa kunci atau payungnya satwa di TNWK. Dengan menjaga tiga satwa tersebut, maka secara langsung satwa di bawahnya akan terkonservasikan juga.

4. Menekan Emisi Karbon

Pelestarian hutan sangat berperan dalam mengurangi emisi karbon yang mengakibatkan perubahan iklim. Kegiatan pelestarian hutan di sini termasuk upaya menghentikan deforestasi dan penanaman kembali untuk memperluas tutupan lahan hutan.

Kontribusi hilangnya tutupan lahan hutan terhadap peningkatan emisi karbon sangat tinggi, khususnya di negara-negara
tropis. Karena itulah, Perjanjian Paris (Paris Agreement) berfokus pada upaya pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

Baca Juga:Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Membaca Manakib Khusus

Restorasi yang dilakukan Auriga di TNWK memang hanya berkisar 0,1 persen dari keseluruhan luas zona rehabilitasi TNWK.

Tapi, Timer berharap ini dapat merangsang penghutanan kembali puluhan ribu hektar ilalang di sana. Lebih dari itu, ia berharap kegiatan ini juga memicu kegiatan serupa terhadap lahan-lahan kritis atau terdegradasi di Indonesia.

"Restorasi menunjukkan komitmen Indonesia, baik terhadap publik di dalam negeri maupun komunitas internasional, untuk mengurangi emisi sesuai Perjanjian Paris,” tutup Timer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini