Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 01 September 2022 | 06:30 WIB
Ilustrasi rekonstruksi pembunuhan Brigadir Yosua di rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Ferdy Sambo menyangkal ikut menembak Brigadir Yosua saat rekonstruksi. [Suara.com/Yasir]

SuaraLampung.id - Komnas HAM menyatakan ada satu adegan krusial dalam proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada Selasa (28/8/2022) lalu.

Adegan krusial dalam rekonstruksi menurut Komnas HAM adalah adegan inti yaitu saat eksekusi Brigadir Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga. 

Mengapa krusial? Karena Komnas HAM melihat ada perbedaan keterangan antara Bharada Richard Eliezer dengan Ferdy Sambo saat eksekusi Brigadir Yosua.  

"Dan itu biasa. Itu jadi catatan bagi penyidik," ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dikutip dari YouTube Kompas TV.

Baca Juga: Putri Candrawathi Masih Diperiksa Penyidik Hingga Rabu Malam

Perbedaan keterangan itu terletak pada siapa saja yang ikut menembak Brigadir Yosua. Menurut Taufan, Bharada Eliezer mengaku Ferdy Sambo ikut menembak. 

Sementara saat rekonstruksi, Ferdy Sambo menyangkal keterangan Bharada Eliezer bahwa dirinya ikut menembak Brigadir Yosua. 

"Richard mengatakan bukan hanya dia yang menembak tapi juga FS, sementara yang satu (Ferdy Sambo) lagi ga saya cuma menyuruh dia. Itu kan perbedaan yang cukup substantif," ujar Taufan.

Perbedaan keterangan saat rekonstruksi ini menurut Taufan itu adalah hak masing-masing tersangka karena nanti di pengadilan pun mereka memiliki hak untuk membantah. 

Tinggal, lanjut Taufan, nantinya majelis hakim yang akan memutuskan berdasarkan tuntutan jaksa di mana tuntutan jaksa itu berasal dari penyidikan polisi.

Baca Juga: Berita Pilihan: Fuji Kapok Dipacari Cowok Kere, Nessie Judge Heran Publik Kasihani Ferdy Sambo

"Maka memperkuat penyidikan dan penuntutan poin yang paling penting supaya dalam persidangan nanti seluruh konstruksi yang sudah disusun penyidik itu memang diterima oleh hakim," ujar dia.

Dari keseluruhan adegan rekonstruksi menurut Taufan hanya perbedaan keterangan Bharada Elizer dan Ferdy Sambo yang paling penting. 

Mengenai adegan Kuat Ma'ruf membawa pisau saat peristiwa di Magelang, bagi Taufan, hal itu tidaklah signifikan dalam penyidikan. 

"Itu larinya ke motif. Ga signifikan yang paling signifikan pada hari kejadian siapa yang merencanakan, siapa yang mengeksekusi. Sekarang selisih yang satu mengakui dua orang, satu lagi mengakui hanya satu orang," ujarnya.

Load More