SuaraLampung.id - Senin (18/7/2022) malam, saat terakhir penerbang tempur TNI AU Lettu Pnb Allan Syafitra Indera Wahyudi menerbangkan pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle.
Hari itu, Lettu Pnb Allan Syafitra melakukan misi "Night Tactical Intercept" atau latihan terbang malam dari Lanud Iswahjudi.
Berdasarkan data Dispenau, pesawat bernomor ekor TT-5009 itu tercatat "take off" dari Lanud Iswahjudi Magetan pada pukul 18.24 WIB.
Blind....! Demikian kata yang terucap dari Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi saat melakukan kontak radio terakhir pada pukul 19.07 WIB.
Baca Juga: Diantarkan ke Halim, Prabowo Kuatkan Istri Lettu Allan yang Gugur Saat Latihan Pesawat Tempur
Itulah kata terakhir yang diucapkan perwira lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2015.
Setelah Lettu Allan menyebut "blind" pada pukul 19.07 WIB, petugas lalu lintas udara di Lanud Iswahjudi sudah tidak bisa lagi mengontak yang bersangkutan.
Hingga sekitar pukul 19.30 WIB hingga 20.00 WIB, TNI AU mendapat info dari Kepolisian di Blora tentang adanya pesawat jatuh.
Puing "Garuda besi" kebanggaan bangsa itu akhirnya ditemukan warga jatuh di area perbukitan dan kawasan hutan Perhutani di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, hanya sekitar 17 mil jauhnya dari Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi di Magetan, Jawa Timur.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menjelaskan istilah blind maksudnya adalah "lost contact" dan tidak bisa melihat pesawat "leader".
Baca Juga: Apa Penyebab Pesawat Golden Eagle Jatuh? TNI AU Bentuk Tim Khusus
Adapun misi latihan terbang malam yang dijalani Lettu Allan melibatkan dua unit pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle dengan satu pesawat lainnya sebagai leader.
Belum diketahui pasti penyebab dari insiden kecelakaan yang membuat pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle bernomor ekor TT-5009 itu jatuh dan menyebabkan pilotnya, Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi, gugur dalam tugas.
Saat ini tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) yang dibentuk oleh TNI AU sedang bekerja guna menyelidiki sebab-sebab kecelakaan jatuhnya Pesawat T-50i Golden Eagle itu.
Tak hanya tim PPKPU yang berupaya keras untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat, proses evakuasi korban dan puing pesawat yang dilakukan tim evakuator juga mengalami kesulitan.
Hal itu karena lokasi jatuhnya pesawat berupa area perbukitan dan hutan yang tidak bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Tim evakuasi harus berjalan kaki hingga beberapa jam lamanya untuk sampai di lokasi jatuhnya pesawat setelah pos pemberhentian terakhir yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
Jenazah Lettu Pnb Allan akhirnya disemayamkan di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Magetan. Sang istri, Dianka Fisrta, bersama para kerabat lainnya tak kuasa membendung tangis melepas kepergian penerbang tersebut.
Sesuai keinginan keluarga, jenazah Lettu Pnb Allan dimakamkan di Kota Bekasi, Jawa Barat. Jenazah perwira tersebut diterbangkan ke Bekasi setelah disemayamkan dan dishalatkan di Skadron Udara 15 serta dilepas dengan upacara kemiliteran yang dipimpin Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI M. Untung Suropati.
Tak sendiri, Dispeau mencatat insiden kecelakaan pesawat T-50i Golden Eagle yang melibatkan Lettu Pnb Allan merupakan kejadian yang ketiga, sejak pesawat latih tempur buatan Korea Selatan tersebut tiba di Indonesia pada kisaran tahun 2013-2014.
Dimana pada Desember 2015, pesawat T-50i Golden Eagle mengalami kecelakaan saat beratraksi pada acara Gebyar Dirgantara di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta.
Dua pilot yang mengawakinya, yakni Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi dinyatakan gugur dalam kejadian tersebut.
Kemudian, Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo (Instruktur) dan Letda Pnb Muhammad Zacky (Siswa) juga mengalami kecelakaan dengan pesawat latih T-50i Golden Eagle saat melaksanakan latihan rutin di Lanud Iswahjudi Magetan Agustus 2020. Pesawat itu mengalami gagal "take-off" dalam sesi latihan dan tergelincir di landasan pacu Lanud Iswahjudi.
Letkol Pnb Anumerta Luluk Teguh Prabowo gugur usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Tetap andalan
Terlepas dari sejumlah insiden yang terjadi, T50i Golden Eagle tetap merupakan andalan untuk menjadi pesawat latih tempur canggih yang dioperasinalkan Skadron Udara 15 Tempur Lanud Iswahyudi.
Bahkan, sesuai data Kementerian Pertahanan RI (Kemhan RI), pemerintah kini sedang melakukan proses pengadaan yang kedua sebanyak enam unit pesawat Latih Tempur "Lead-In Fighter Training" (LIFT) jenis T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan itu dengan nilai kontrak mencapai 240 juta dolar Amerika Serikat guna memenuhi kebutuhan TNI AU.
Proses pengadaan enam unit T-50i itu, telah melalui prosedur dan aturan yang berlaku dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait.
Berdasarkan kontrak itu, KAI akan memasok secara bertahap enam jet latih canggih T-50i ke Angkatan Udara Indonesia mulai dari 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.
Adapun, Kemhan RI telah melakukan kerja sama dengan perusahaan Korea Aerospace Industries (KAI) sejak 2014. Dimana di awal tahun 2014, Kemhan RI pertama kali melakukan pengadaan 16 unit pesawat latih tempur lead-in fighter training (LIFT) jenis T-50i Golden Eagle itu.
Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah kembali mengatakan, dengan spesifikasinya sebagai pesawat LIFT itu, maka pesawat T50i Golden Eagle dapat digunakan untuk misi dari jet latih menjadi misi tempur semua operasi.
"Baik untuk menyerang dari udara ke udara, ataupun dari udara ke darat pada misi siang hari maupun malam hari, dalam segala kondisi cuaca," kata Indan.
Untuk operasi malam hari, pilot bahkan sudah dibekali perlengkapan pendukung personel "Night Vision Goggles" (NVG) yang dapat membantu penglihatan penerbang saat malam hari atau saat operasi terbang tempur di malam hari.
Adapun, kehadiran belasan pesawat T-50i Golden Eagle yang pertama di tahun 2013-2014 tersebut merupakan pengganti pesawat tempur Hawk MK-53 hasil pengadaan tahun 1977 yang telah habis masa pakainya pada tahun 2012.
"Atas kejadian ini, sekali lagi kepada keluarga Almarhum, TNI AU ikut berduka cita yang sangat mendalam. Dan tentu harapan kita semua kejadian ini tidak terulang kembali dan ke depan kita bisa melaksanakan visi dan misi tugas negara dalam menjaga kedaulatan udara NKRI dengan aman, lancar, dan selama," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Mulai Lawatan Perdana, Prabowo Mohon Doa Restu Jelang Lepas Landas
-
Najwa Shihab dapat Komentar Pedas, Netizen Sarankan Balas Ala Fufufafa
-
Buntut Sebut Jokowi Nebeng Pesawat TNI AU, Najwa Shihab dapat Kritik Keras hingga Pembakaran Buku
-
Siap Digembleng di Akmil, Sri Mulyani Sebut Para Menteri Naik Hercules yang Pernah Dipakai ke Gaza
-
Jokowi Pulang ke Solo Pakai Pesawat TNI AU, Prabowo Ikut Melepas
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
Terkini
-
Kapolres Pringsewu Perangi Wartawan Gadungan Pemeras Pejabat: Keluar dari Wilayah Saya!
-
Mirza-Jihan Unggul Telak atas Arinal-Sutono di Survei Pilgub Lampung 2024
-
Tak Mau Dinikahi Pacar di Jepang, Wanita di Metro Pilih Lakukan Aborsi
-
Endorse Judi Online, Pedagang Martabak di Lampung Selatan Raup Rp5 Juta
-
Lawan Inflasi! Pemprov Lampung Buka Toko Operasi Pasar di Natar