Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 20 Juni 2022 | 07:30 WIB
Irfan Kurniawan, anak jenderal polisi yang gagal masuk Akpol. [YouTube Gasjon]

SuaraLampung.id - Irfan Kurniawan, anak seorang jenderal polisi, bercerita mengenai pengalamannya gagal masuk Akademi Kepolisian atau Akpol.

Dikutip dari YouTube Gasjon, Irfan Kurniawan bercerita pernah mendaftar masuk Akpol setamat SMA di Polda Metro Jaya. 

Irfan mengaku menjadi polisi bukanlah cita-citanya walau ia anak seorang jenderal polisi ketika itu. Irfan lebih menyukai dunia seni. 

Ia mendaftar Akpol lebih karena keinginan orang tuanya yang ingin anaknya melanjutkan sang ayah sebagai polisi. 

Baca Juga: Patung Jenderal Sudirman Jadi Sasaran Vandalisme, Lurah Sebut Pelaku Tidak Diketahui

"Jadi bukan karena emang kaya benar-benar pure dari hati, tetap ada dorongan-dorongan dari luar akhirnya agak ada sedikit paksaan karena dari hati gua sendiri gua masih pengen berkarya karena gua lebih suka ke dunia seni," kata Irfan.

Memang Irfan mengakui setamat SMA jalan hidup yang paling terbuka lebar bagi dirinya saat itu adalah menjadi polisi mengikuti ayahnya. 

Akhirnya demi membahagiakan orang tua, Irfan ikut tes Akpol dari Polda Metro Jaya. Ia dinyatakan lulus di tingkat daerah lalu dikirim ke Semarang untuk mengikuti tes tingkat pusat. 

Irfan berada di Akpol Semarang selama kurang lebih 3 sampai 4 minggu mengikuti tes tahap akhir tingkat pusat. 

Ternyata karena ada pergantian Kapolri saat itu, pengumuman kelulusan peserta Akpol ditunda sampai satu bulan. 

Baca Juga: Mulai 2024 Bakal Berkantor di IKN, Korps Brimob Bakal Dipimpin Jenderal Bintang Satu

"Kami harus nunggu di sana. Kami harus lari naik gunung turun gunung, tiap hari siksa fisik, makan juga harus diatur, disuruh apel tiap pagi, di situ juga momentum tersebut di otak gua ngapain gua di sini," kata Irfan.

Saat itu Irfan yakin akan lulus tes mengingat ia adalah anak seorang jenderal ketika itu. Saat hari pengumuman tiba, pantia menyebutkan nama-nama peserta. 

"Yang disebut disuruh masuk tronton. Ada gua juga di situ. Ada feeling gua ga ke terima nih. Muka-muka orang di samping, depan gua ada yang kebingungan, ada yang uda nangis duluan. Baru di situ nama-nama yang disebut dengan sangat menyesal belum rezeki," paparnya.

"Di situ walau niat gua setengah, hancur juga gua saat itu. Wah gua bakal ngecewain orang tua. Di saat itu juga gua naik bus dari Semarang ke Jakarta disambut sama nyokap. Terus mereka dengan muka sedih meluk gua. Berurai air mata," kenang Irfan.

Menurut Irfan, sebenarnya cita-cita dia jika memang lulus Akpol hanya ingin menjadi Kapolsek Kemang.

"Cita-cita gua kalo lulus jadi polisi cuma pengen jadi Kapolsek Kemang. Karena dekat rumah. Di situ banyak bar, klub, ya duitnya banyak. Jadi kalo pengen nakal, terfasilitasi," ujarnya.

Tak terima Akpol bukan akhir segalanya bagi Irfan karena memang dirinya tidak bercita-cita menjadi polisi seperti ayahnya. 

Irfan melanjutkan kuliah hingga kini akhirnya ia menjadi arsitek yang memang menjadi cita-cita sejak kecil. Lewat profesinya ini Irfan mengatakan bisa membantu keluarganya. 

"Yang paling utama hidup gua ga dikontrak ama orang. Gua bersyukur gua ga terlibat dalam instansi apapun," ucapnya.

Selain menjadi arsitek, Irfan juga menggeluti dunia musik dengan menjadi personel band metal Gigantor. 

"Gua uda bikin band gua uda masuk kuliah, gua uda berkreasi, gua uda berkarya menurut gua itu sebuah endorfin ya. Endorfin itu bikin kita happy itu salah satu cara gua happy gua membuat karya-karya gua," terang Irfan.

Load More