SuaraLampung.id - Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Vaksin Komisi IX DPR RI kembali mempersoalkan soal tidak tersedianya vaksin halal untuk vaksinasi booster.
Kali ini yang menjadi sasaran Panja Pengawasan Vaksin Komisi IX DPR RI adalah PT Bio Farma memproduksi vaksin halal jenis sinovac.
Anggota Panja Pengawasan Vaksin Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah mempertanyakan kemampuan PT Bio Farma memproduksi vaksin halal jenis sinovac.
"Terkait dengan stok vaksin sinovac, sebenarnya berapa kemampuan Bio Farma untuk memproduksi vaksin sinovac," kata Nadlifah dalam Rapat Panja bersama Bio Farma dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Nadlifah menegaskan bahwa vaksin sinovac sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, kebijakan Kementerian Kesehatan tidak memasukkan vaksin sinovac untuk vaksinasi lanjutan atau booster.
"Vaksin booster saat ini semuanya belum disediakan vaksin halal," kata Nadlifah menegaskan.
Bio Farma sebagai BUMN, kata dia, telah mendapatkan penugasan khusus dari Pemerintah. Alasannya, perusahaan negara itu sejak 2021 mampu memproduksi vaksin sinovac yang telah mendapatkan fatwa halal oleh MUI.
Nadlifah mengungkapkan alasan Kemenkes tidak memasukkan vaksin sinovac sebagai vaksin booster karena produksinya terbatas. Vaksin sinovac hanya untuk vaksinasi anak-anak usia 6—11 tahun.
"Kenapa produksinya tidak ditambah? Sehingga booster ini ada pilihan vaksin halalnya. Berapa kali saya ulang karena mayoritas masyarakat Indonesia itu muslim. Dosa kalau tidak menyediakan vaksin halal," kata anggota Fraksi PKB itu.
Baca Juga: Ajak Masyarakat Untuk Divaksin, Dinas Kesehatan Kota Depok Pastikan Vaksinasi Tidak Batalkan Puasa
Ia mengingatkan kondisi saat ini sudah berbeda ketika gelombang varian delta tahun kemarin. Saat itu masih kondisi darurat sehingga vaksin yang tidak mendapatkan fatwa halal pun boleh digunakan.
"Akan tetapi, hari ini tidak. Maka, dosa pemerintah jika tidak menggunakan vaksin yang sudah mendapatkan fatwa halal. Ini saya ingatkan sebagai sesama muslim. Kalau ternyata masyarakat tidak memilih itu, sudah urusannya," kata Nadlifah menegaskan.
Terkait dengan hal itu, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa kapasitas produksi khusus vaksin COVID-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun.
"Ini yang kami produksi optimal sejak mendapatkan CPOB mulai Q1 dan kami produksi terus sampai Oktober 2021 untuk memenuhi target 125 juta dosis di Bio Farma," jelas Honesti. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Polisi Sikat Pengedar Ekstasi dan Pesta Sabu di Lampung Utara
-
Komplotan Pencuri Sawit di Tulang Bawang Diciduk, Satu Residivis Kambuhan
-
5 Spot Treatment Murah untuk Atasi Jerawat Membandel
-
Desa BRILiaN Jadi Bukti Keberhasilan BRI dalam Pemberdayaan UMKM Desa
-
Kapal Nelayan di Lampung Timur Dicuri, Pelaku Dibekuk Usai Kejar-kejaran Sengit