SuaraLampung.id - Dinas Pangan Kota Bandar Lampung mengklaim tidak ada kelangkaan kedelai di pasaran.
Kepala Dinas Pangan Kota Bandar Lampung I Kadek Sumartha mengatakan, pihaknya telah mengecek stok kedelai di gudang Hi. Suwondo JI. Tamin Tanjung Karang Barat dan Pasar Induk Tamin.
Hasilnya menurut Kadek, tidak ditemukan kelangkaan kacang kedelai.
Dia mengatakan bahwa stok yang saat ini tersedia di gudang dan pasar yang telah dicek sebanyak 30 ton dan hal tersebut masih memenuhi kebutuhan akan kacang kedelai di Bandar Lampung.
Baca Juga: Pakar Sebut Tidak Berkembangnya Kedelai Lokal Karena Soal Lahan
Namun begitu, ia pun mengakui bahwa memang terdapat kenaikan harga kedelai di tingkat pemasok secara bertahap dari Rp9.000 per kilogram pada awal tahun sekarang menjadi Rp11.000 per kilogram.
Baca juga: Pengusaha tahu di Metro merugi akibat kedelai mahal
"Hal ini juga mengakibatkan terjadinya kenaikan harga di tingkat distributor berkisar Rp11.500 per kilogram, sehingga daya beli produsen tempe dan tahu melemah," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa ketersediaan tempe dan tahu di pasar tradisional juga masih ada dengan harga untuk konsumsi di rumah tangga berkisar Rp13.500 per kilogram.
"Sedangkan penjualan tahu dan tempe di pasaran masih tersedia dengan harga normal," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Sebaiknya Proteksi Komoditas Kedelai, Bahan Makanan Sejuta Umat
Sementara itu, perajin tempe di Bandar Lampung Eka Ningsih (54) mengungkapkan bahwa kenaikan harga kedelai mulai naik sejak lima bulan lalu.
"Harga naik (kedelai. Red) secara bertahap, hingga sekarang berkisar Rp11.500 ," katanya.
Ia pun mengakui bahwa dengan kenaikan harga kedelai ini sudah tentu akan mempengaruhi keuntungannya. Bahkan para perajin pun harus mencari strategi agar biaya produksi tidak terlampau besar.
"Untungnya tipis, kita juga harus pinter-pinter, karena harus menyesuaikan dengan ongkos produksi," kata dia.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Panjang Nurhadi, mengatakan bahwa ketersediaan tahu di tingkat produsen masih cukup tersedia namun memang ukurannya yang sedikit diperkecil.
"Kalau stok banyak di produsen tapi ukuran tahunya memang diperkecil. Kita ambil satu bungkus tahu dari produsen dengan harga normal sehingga jual ke konsumen juga harga normal, jadi tidak ada kenaikan harga memang," ujarnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Geram Komisi III DPR RI, Polisi Tangguhkan Guru Cabul di Bandar Lampung dengan Jaminan Sertifikat Tanah
-
17 Alasan Mengapa Tempe adalah Makanan Sehat Terbaik untuk Semua Usia
-
Sudiono House, Kafe Homey di Bandar Lampung Serasa Rumah Sendiri
-
Karier dan Pendidikan Putri Maya Rumanti, Modal Kuasa Hukum Vina Maju Pilkada 2024 Bandar Lampung
-
Jaga Harga Stabil, Pemerintah Akan Stok Kedelai 100 Ribu Ton
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Pilkada 2024: KPU Bandar Lampung Antisipasi Bencana, TPS Rawan di Pulau Pasaran
-
Liburan Berujung Maut: Rombongan PAUD Terseret Ombak di Pantai Ilahan, 1 Bocah Meninggal
-
Lampung Siaga I Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Wamendagri Beri Catatan Ini
-
Logistik Pilkada Bandar Lampung Aman, Wamendagri: "On the Track!"
-
Narkoba Rp39 Miliar Dimusnahkan Polres Lampung Selatan