SuaraLampung.id - Provinsi Shaanxi, wilayah di China sedang menerapkan penguncian (lockdown) sejak akhir Desember 2021. Setiap orang yang mau berobat ke rumah sakit harus menunjukkan hasil tes PCR.
Jika belum menunjukkan tes PCR, rumah sakit tidak mau memberi pelayanan. Hal ini terjadi pada seorang perempuan di provinsi tersebut.
Gara-gara hasil tes PCR nya terlambat keluar, perempuan yang sedang hamil ini ditolak pihak rumah sakit. Akibatnya wanita itu mengalami keguguran.
Kasus tersebut memengaruhi harga saham rumah sakit tempat ibu hamil tersebut dirawat.
Pemerintah Kota Xian di akun resmi WeChat yang beredar di media lokal, Jumat, menjelaskan bahwa perempuan yang sedang hamil delapan bulan itu ditolak pihak Rumah Sakit Gaoxin karena hasil tes PCR terlambat empat jam.
Pada saat itu, perempuan tersebut sedang mengalami sakit pada bagian perutnya.
Perempuan itu akhirnya dimasukkan ke ruang operasi dua jam kemudian setelah dokter mendapati kondisi pasien tersebut memburuk-- hingga akhirnya mengalami keguguran.
Manajer Umum RS Gaoxin Fan Yuhui dipecat dan beberapa staf yang bertugas saat itu dicopot dari posisinya.
Direktur Komisi Kesehatan Kota Xian Liu Shunzhi melalui acara jumpa pers pada Kamis (6/1) menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan masyarakat terkait peristiwa tersebut.
Baca Juga: Studi: Tes Antigen Tidak Mendeteksi Omicron di Awal Infeksi
"Atas nama komisi kesehatan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pasien atas buruknya perawatan medis untuk kelompok khusus," ujarnya dikutip media China.
Direktur Pusat Kegawatdaruratan Xian Li Qiang dan Liu mendapatkan peringatan keras dari Partai Komunis China (CPC).
Penjualan saham Xian International Medical Investment Co, yang merupakan induk RS Gaoxin, di Bursa Efek Shenzhen turun delapan persen pada penutupan Rabu (5/1) dan turun 4,81 persen pada Kamis (6/1).
Dalam dua hari berturut-turut itu, nilai penjualan perusahaan tersebut dilaporkan anjlok sampai 3,3 miliar yuan atau sekitar Rp7,4 triliun sebagai dampak dari penelantaran pasien hamil.
Komisi Kesehatan Xian memerintahkan pihak rumah sakit segera menangani rehabilitasi pascaoperasi dan memberikan kompensasi kepada pasien.
Xian dikenai lockdown sejak 29 Desember 2021 setelah mendapati kasus positif COVID-19 pada ratusan warga setempat. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
7 Pantai di Pesisir Barat Lampung yang Relatif Sepi dan Terasa Lebih Privat
-
Cuma Rp1-3 Juta untuk Liburan ke Pahawang, Rincian Biaya Hemat bagi Traveler
-
BGN Siapkan Sanksi Finansial bagi SPPG yang Abaikan Standar Dapur MBG
-
BGN Ingatkan Mitra dan Yayasan Tingkatkan Kepedulian terhadap Sekolah Penerima MBG
-
Pasokan Pangan MBG Diperkuat dari Desa, BGN Gandeng Masyarakat dan UMKM