Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 20 Desember 2021 | 10:26 WIB
Ilustrasi buronan atau DPO kepolisian. Mabes Polri masih memburu DPO kasus penipuan investasi alkes. [shutterstock]

SuaraLampung.id - Satu tersangka penipuan investasi program suntik modal alat kesehatan (alkes) inisial BS masih buron. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Ditipideksus) Bareskrim Polri sedang mencari keberadaan BS. 

Mabes Polri sudah mengeluarkan surat daftar pencarian orang (DPO) terhadap BS. Bahkan Polri juga sudah melakukan pencekalan agar BS tidak bisa melarikan diri ke luar negeri. 

Kasubdit V Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Pol Ma'mun,mengatakan ada tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut yakni VAK, DR dan BS. Dua orang telah ditangkap (VAK dan DR), satu orang masih dalam pengejaran.

"DR satu lagi belum tertangkap, dia lari, masih kita buru ," kata Ma'mun, Senin (20/12/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Bareskrim Polri Buru 1 Tersangka Kasus Penipuan Investasi Alkes Senilai Triliunan Rupiah

Menurut Ma'mun, keberadaan tersangka DR sudah terlacak, namun yang bersangkutan berupaya menghindar dari kejaran polisi, sehingga belum bisa ditangkap sejak kasus tersebut dilaporkan Senin (13/12/2021) dan naik ke tingkat penyidikan.

"Tidak ada kendala, cuma masih kabur-kaburan aja, dia pindah-pindah terus, masih melarikan diri," kata Ma'mun.

Untuk mencegah tersangka melarikan diri keluar negeri, penyidik telah memasukan nama tersangka dalam daftar pencarian orang (DPO), termasuk mencekal keluar negeri.

"Tersangka sudah kita lakukan pencekalan, makanya DPO kita terbitkan," ujar Ma'mun.

Adapun dua tersangka yang sudah ditangkap dan dilakukan penahanan yakni VAK ditangkap Jumat (17/12/2021) dan BS ditangkap Sabtu (18/12/2021).

Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Dugaan Penistaan Agama Joseph Suryadi

Kasus penipuan investasi program suntik modal alat kesehatan tersebut mencuat di masyarakat lewat cuitan salah satu akun Twitter. Korban diduga mengalami kerugian mencapai Rp1,2 triliun.

Para korban melaporkan kerugian bisnis yang dialaminya ke Bareskrim Polri pada Senin (13/12/2021), dan Polda Metro Jaya. Namun kini seluruh laporan ditangani oleh Subdit V Dittipideksus Bareskrim Polri.

Dua tersangka yang telah ditangkap dilakukan penahanan di Rutan Bareskrim Polri. Para tersangka dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 378 KUHP tentang Penipuan, Pasal 372 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 56 KUHP tentang Tindak Pidana Penggelapan, Pasal 46 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Kemudian, Pasal 105 dan/atau Pasal 106 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan Pasal 3 dan/atau Pasal 4 dan/atau Pasal 5 dan/atau Pasal 6 Jo. Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. (ANTARA)

Load More