Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 04 Desember 2021 | 09:11 WIB
Ilustrasi Penembakan. Oknum polisi yang menembak rekannya sesama polisi di NTB belum dipecat. [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]

SuaraLampung.id - Kasus oknum polisi menembak rekannya sesama anggota polisi di Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata belum berakhir. Bripka MN, yang menembak kepala Briptu HT, belum sepenuhnya dipecat. 

Pihak Polda NTB masih menunggu pelimpahan berkas putusan pemecatan Bripka MN. Jika sudah menerima berkas putusan pemecatan dari Komisi Kode Etik (KKE), barulah dibuat surat pemecatan terhadap Bripka MN oleh Kapolda NTB. 

Karena statusnya belum dipecat, Bripka MN masih menerima gaji sebagai anggota polisi. 

"Gaji yang dia terima sekarang hanya 75 persen dari pokok," kata Kepala Bidang Hukum Polda NTB, Komisaris Besar Polisi Abdul Azas Siagian, di Mataram, Jumat (3/12/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: TransJakarta Kecelakaan Tabrak Separator, Ipda OS Dinonaktifkan

Pemotongan gaji MN, kata dia, sesuai yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17/2019 tentang perubahan kedua belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 29/2001 tentang Peraturan Gaji Anggota Polri.

Dalam aturan itu disebutkan dalam salah satu poin perihal pemberhentian penghasilan personel Kepolisian Indonesia.

Untuk MN yang kini berkasus dan telah menjalani Sidang Komite Kode Etik Polri (KKEP) dengan rekomendasi pemberhentian tidak dengan hormat, kata dia, masuk dalam status diberhentikan sementara.

"Nantinya kalau rekomendasi PTDH-nya sudah ditandatangani atasan yang berhak menghukum (kepala Polda NTB), gajinya otomatis akan dihentikan," ujarnya.

Untuk saat ini dikatakan bahwa putusan sidang banding KKE Polda NTB milik MN yang menolak materi bandingnya dan menguatkan putusan KKE Polres Lombok Timur itu masih di tangan Bidang Propam Polda NTB.

Baca Juga: 1.000 Personel Disiagakan Saat Milad GAM Hari Ini

Prosesnya kini menunggu pelimpahan ke Biro SDM Polda NTB untuk pengakhiran dinasnya sebagai polisi.

"Jadi kalau berkas pengakhiran dinas sudah selesai di Biro SDM, selanjutnya diserahkan ke atasan yang berhak menghukum. Kalau sudah ditandatangani atasan yang berhak menghukum berarti resmi pengakhiran dinasnya. Tidak lagi menerima gaji," ucap dia.

Insiden penembakan oleh MN kepada korban berinisial Brigadir Polisi Satu HT terjadi Senin (25/10/2021), di salah satu rumah yang beralamatkan di BTN Griya Pesona Madani, Kabupaten Lombok Timur.

Berdasarkan hasil olah TKP, HT diduga tewas pada pukul 11.20 WITA, sekitar empat jam setelah salah seorang saksi menemukan jenazahnya tergeletak dengan bersimbah darah.

Aksi penembakan terhadap anggota Humas Polres Lombok Timur ini pun terungkap dari pengakuan pelaku. Terkait motif dari kasus pembunuhan ini diduga karena persoalan asmara. MN cemburu kepada HT yang diduga memiliki hubungan gelap dengan istrinya.

Dari kasus ini, polisi menetapkan MN sebagai tersangka dan telah ditahan di Rumah Tahanan Polda NTB. Sebagai tersangka, MN disangkakan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana Juncto Pasal 338 tentang Pembunuhan. (ANTARA)

Load More