Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 28 September 2021 | 09:50 WIB
Ilustrasi Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo bersama Presiden Jokowi. Gatot tuding TNI disusupi komunis. [Foto: Hops.id]

SuaraLampung.id - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kembali membuat pernyataan kontroversial mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. 

Menurut Gatot Nurmantyo, paham komunis saat ini sudah menyusup ke institusi TNI.

Kesimpulan TNI disusupi paham komunis ini Gatot ambil setelah ia mendapat laporan mengenai hilangnya diorama penumpasan G30S PKI di Museum Kostrad. 

"Ini sudah ada penyusupan paham-paham kiri, paham-paham komunis di tubuh TNI," ujar Gatot Nurmantyo saat menjadi pembicara acara webinar Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita Korps Alumni HMI pada Minggu (26/9/2021) malam.

Baca Juga: Dikenalkan Ulama SI Merah, Pekerja Tambang Jadi Kekuatan Besar Komunis di Sumbagsel

Gatot pun mengetuk hati patriotisme ksatria prajurit AD, AL dan AU untuk bahu membahu membersihkan institusi dari paham komunis.

Paham komunis di Indonesia memang menjadi topik tahunan jelang 30 September. Gatot terbilang paling vokal menyuarakan tentang komunis setiap jelang 30 September. 

Gatot Nurmantyo. (Instagram/nurmantyo_gatot)

Eks Danjen Kopassus Sebut Tidak Ada Komunis

Namun tidak semua purnawirawan TNI berpandangan sama dengan Gatot Nurmantyo. Letjen (Purn) Sintong Panjaitan mengatakan, PKI dan komunis sudah tidak ada lagi di Indonesia. 

Pernyataan mantan Danjen Kopassus ini disampaikan di YouTube Puspen TNI pada 1 Oktober 2020. 

Baca Juga: Beredar Kabar Istana Resmikan PKI Berdiri Lagi di Indonesia, Begini Faktanya

Saat itu Sintong ditanya mengenai eksistensi PKI di Indonesia saat ini. 

"Komunis menurut saya sudah kapok di Indonesia. Ga ada lagi komunis di Indonesia," tegas Sintong.

Sintong bahkan menantang orang yang menyebut masih adanya komunis di Indonesia untuk menunjukkan 20 orang saja yang benar-benar komunis. 

"Tunjukkanlah 20 komunis di Indonesia. Saya kasih waktu seminggu. Yang betul-betul mereka komunis," tantang Sintong. 

Menurut Sintong, hal ini perlu diperjelas agar jangan sampai orang membuat sesuatu yang tidak ada. 

Kata Sintong, saat ini memang ada anak-anak muda yang mempelajari komunis namun bukan berarti mereka komunis. 

"Anak-anak muda ini belajar mengenai liberalisme, komunisme. apakah yang belajar liberalisme liberal? apakah belajar komunisme menjadi komunis? Tidak bisa," paparnya. 

"Ada juga orang Kristen mempelajari agama Islam. Untuk pengetahuan. Orang Budha mempelajari Islam bukan berarti Islam dia," tambah Sintong. 

Menurut dia jika ada orang mempelajari komunis bukan berarti orang itu komunis.

"Jadi sebetulnya tidak perlu saya rasa kita Repbulik Indonesia bertengkar dengan sesuatu yang tidak ada. Saya tanggung jawab dengan omongan saya ini," ucapnya. 

"Ga usah sejuta. 10 orang atau 5 orang aja tunjukkan. Ini komunis pak. Buktinya mana? Kita tetap menghormati pendapat orang tapi jangan disebarkan seolah-olah komunis di Indonesia sudah bergerak. Tidak ada komunis di Indonesia," tegas Sintong. 

Load More