SuaraLampung.id - Belajar adalah salah satu aktivitas yang kadang malas dikerjakan anak-anak.
Ada saja hal-hal yang menganggu konsentrasi anak untuk belajar.
Dokter spesialis kedokteran jiwa di Semen Padang Hospital Dr dr Amel Yanis, Sp.KJ (K) menyarankan orang tua untuk mematikan televisi dan HP agar anak bisa konsentrasi belajar.
Terutama untuk yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH).
Baca Juga: Melatih Kemampuan Berbahasa Inggris dengan Cara Sederhana
"Masalah konsentrasi belajar sering ditemui pada anak dan ini dapat mempengaruhi capaian akademik anak serta penerimaan di lingkungan, salah satu solusinya adalah dengan mematikan TV dan HP untuk mengurangi distraksi," kata dia di Padang, Rabu (15/9/2021) dikutip dari ANTARA.
Ia memaparkan anak gampang terdistraksi dan jika sedang melakukan kegiatan yang butuh konsentrasi, bantu mereka untuk fokus dengan meminimalkan gangguan.
"Misalnya mematikan televisi, mengubah nada panggil ponsel menjadi getar dan bila akan menggunakan HP jangan di dekat mereka," kata dia.
Ia menjelaskan pada anak terdapat masalah konsentrasi yang disertai dengan hiperaktif motorik serta perilaku yang impulsif.
"Jika demikian besar kemungkinan anak yang bersangkutan mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH) atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)," kata dia.
Baca Juga: Tingkakan Literasi Masyarakat, KKN UNIRA Dirikan Pondok Belajar
Menurutnya pada anak dengan GPPH, masalah konsentrasi dan hiperaktivitas motorik serta impulsif telah muncul sebelum usia tujuh tahun dan telah terjadi selama paling sedikit enam bulan, muncul pada berbagai situasi.
“Bila gejala ini muncul hanya pada situasi tertentu, lama terjadinya hanya beberapa minggu, misalnya dua atau tiga minggu, maka belum bisa disebut sebagai gangguan. Barangkali anak sehabis mengalami kejadian tertentu yang merupakan stresor sehingga mempengaruhi perasaan dan perilaku anak,” katanya.
Ia menjelaskan anak yang mengalami GPPH sukar untuk bisa duduk diam dalam waktu cukup lama pada saat anak-anak lain duduk mengerjakan tugas di kelas.
“Perhatian mereka gampang teralih dengan bunyi atau suara yang minimal sekalipun. Mereka berjalan-jalan di kelas, mengajak temannya ngobrol sehingga murid yang lain akan terganggu," katanya.
Selain mematikan HP dan TV anak dengan GPPH memiliki energi yang tidak ada habis karena itu dari pada sibuk melarang, lebih baik memberi mereka kesempatan untuk melompat, berlari, memanjat dan bersepeda.
"Tentu saja dengan pengawasan. Tergantung usia anak, kalau anak masih berusia di bawah enam tahun butuh pengawasan penuh, jika sudah lebih besar bisa dilepas bertahap," katanya.
Selain itu, menurut Amel, bantu anak membuat daftar kegiatan yang harus dikerjakan karena bagi anak dengan GPPH, memiliki banyak tugas dan PR bisa menjadi hal yang luar biasa dan satu tugas bisa dipecah menjadi bagian-bagian kecil karena anak dengan GPPH tidak tahan duduk dalam waktu lama.
"Misalnya sewaktu mengerjakan PR, pandu mereka mengerjakan kira-kira selama 20 menit. Setelah itu istirahat selama lima menit. Sewaktu istirahat, beri kesempatan untuk berjalan mengambil minuman atau camilan, berdiri dan meregangkan badan atau keperluan ke kamar kecil," ujarnya.
Lalu ajak anak melakukan kegiatan bersama orang tua, seperti mencuci motor, sepeda atau mobil, memasak, membersihkan rumah dan pekarangan.
"Misalnya mematikan atau menghidupkan lampu, menyusun sandal, memasukkan pakaian ke lemari. Kegiatan-kegiatan ini bermanfaat tidak hanya untuk menyalurkan energi anak, juga menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak," kata dia. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Bongkar Pasang Kurikulum Pendidikan: Jangan Sampai Siswa dan Guru jadi Kelinci Percobaan!
-
Program Edukatif Ajak Anak-anak Menonton Film Lokal, Ini Deretan Manfaatnya
-
Tak Masalah Coding Diajarkan Sejak SD, Tapi Orang Tua Khawatir Biaya Sekolah Makin Mahal
-
Gibran Sentil Nadiem, Surat Keluhan soal Zonasi dan Merdeka Belajar Tak Ditanggapi
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Pilkada 2024: KPU Bandar Lampung Antisipasi Bencana, TPS Rawan di Pulau Pasaran
-
Liburan Berujung Maut: Rombongan PAUD Terseret Ombak di Pantai Ilahan, 1 Bocah Meninggal
-
Lampung Siaga I Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Wamendagri Beri Catatan Ini
-
Logistik Pilkada Bandar Lampung Aman, Wamendagri: "On the Track!"
-
Narkoba Rp39 Miliar Dimusnahkan Polres Lampung Selatan