SuaraLampung.id - Penggunaan vaksin Covid-19 masih menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Masih ada saja warga yang takut disuntik Vaksin Covid-19.
Mereka menganggap penggunaan vaksin ini belum aman terutama bagi orang yang menderita alergi.
Dari beberapa negara yang sudah melakukan vaksinasi dosis pertama menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna, dilaporkan beberapa mengembangkan reaksi alergi.
Kedua vaksin itu baru-baru ini disetujui untuk penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Menanggapi laporan potensi reaksi alergi pada beberapa orang setelah vaksinasi Covid-19 di Inggris, FDA menyarankan agar individu dengan riwayat anafilaksis terhadap obat atau makanan harus menghindari vaksinasi Covid-19 dahulu.
Kemudian, setelah meninjau lebih dekat data terkait reaksi alergi, FDA merekomendasikan agar vaksin ditahan hanya dari individu dengan riwayat reaksi alergi parah terhadap komponen apa pun dari vaksin Covid-19.
Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran banyak orang. Tapi, tim ahli yang dipimpin oleh ahli alergi di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH) di AS, kini telah meyakinkan bahwa orang yang alergi makanan atau obat dapat divaksinasi dengan aman memakai vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech dan Moderna.
Dilansir dari The Health Site, studi yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology: In Practice ini dilakukan pada saat laporan kemungkinan reaksi alergi terhadap vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna telah menimbulkan keprihatinan publik.
Baca Juga: Khofifah Indar Parawansa Positif Covid-19, Ini Langkah Satgas
Peneliti pun mengusulkan saran terperinci agar individu dengan riwayat alergi berbeda dapat dengan aman menerima vaksin Covid-19 pertama mereka. Mereka juga menguraikan langkah-langkah untuk menerima dosis kedua dengan aman pada individu yang mengembangkan reaksi terhadap dosis pertama vaksin Covid-19.
"Sebagai ahli alergi, kami ingin mendorong vaksinasi dengan meyakinkan publik bahwa kedua vaksin Covid-19 yang disetujui FDA aman," kata rekan penulis studi Aleena Banerji, Direktur Klinis Unit Alergi dan Imunologi Klinis di MGH dan Associate Professor di Harvard Medical School dilansir dari Suara.com.
"Pedoman kami dibuat berdasarkan rekomendasi dari badan pengatur AS dan memberikan langkah-langkah yang jelas kepada komunitas medis tentang cara memberikan kedua dosis vaksin dengan aman pada individu dengan riwayat alergi," tambahnya.
Para ahli mencatat bahwa reaksi alergi terhadap vaksin jarang terjadi, dengan angka sekitar 1,3 per 1 juta orang. Mereka juga menentukan bahwa reaksi alergi vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna Covid-19 akan memiliki tingkat kejadian yang sama rendahnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pun menyarankan agar semua pasien diobservasi selama 15 menit setelah vaksinasi oleh staf yang dapat mengidentifikasi dan mengelola reaksi tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BGN Siapkan Sanksi Finansial bagi SPPG yang Abaikan Standar Dapur MBG
-
BGN Ingatkan Mitra dan Yayasan Tingkatkan Kepedulian terhadap Sekolah Penerima MBG
-
Pasokan Pangan MBG Diperkuat dari Desa, BGN Gandeng Masyarakat dan UMKM
-
Dapur MBG Wajib Penuhi SOP, BGN Siap Evaluasi dan Sesuaikan Insentif Fasilitas
-
BGN Tegaskan Kewajiban Kepemilikan SLHS sebagai Syarat Operasional SPPG