SuaraLampung.id - Dunia sedang dihebohkan dengan ditemukannya varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19 di Inggris. Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM membantah sejumlah hoaks yang beredar terkait varian baru ini.
Salah satu kabar hoaks yang beredar, yaitu bahwa varian baru virus corona ini tidak bisa terdeteksi melalui tes swab PCR (polymerase chain reaction), Prof. Zubairi memastikan itu tidak benar.
"Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi dengan tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir. Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda. Sehingga varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR," ujar Prof. Zubairi melalui cuitan twitternya, yang dikutip suara.com, Sabtu (26/12/2020).
Kabar burung lainnya soal varian baru ini, disebutkan bisa membuat penemuan vaksinasi atau upaya vaksinasi yang sedang dan akan dilakukan di beberapa negara menjadi sia-sia, itu juga tidak benar. Kepatuhan banyak orang menjalani protokol kesehatan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jaraklah yang mempengaruhi upaya vaksinasi.
"Kemudian, apakah akan mempengaruhi hasil vaksinasi? Tidak. Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker," tanggap Prof. Zubairi.
Selain itu, disebutkan dokter spesialis penyakit dalam itu, varian ini sebenarnya ditemukan sudah beberapa bulan silam, dan bernama N50IY, namun baru diberitakan gencar beberapa hari ke belakang.
"Varian baru virus corona sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N50IY yang punya kemampuan infeksi lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen, terutama kepada anak-anak," tutupnya.
Sementara itu menanggapi adanya varian baru ini, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengaku sudah menugaskan para ahli di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk tim untuk mencari tahu informasi seputar varian baru ini. Informasi tersebut diminta ditelaah secara mendalam, dihimpun selengkap mungkin, baru kemudian di publikasi ke publik.
"Kami sudah mendengar ada berita tersebut, yang kami lakukan adalah kami meminta para ahli di Kemenkes untuk mempelajari strain tersebut, karena ini harus dilakukan kajian secara scientific," ujar Menkes Budi saat konferensi pers, Jumat (25/12/2020).
Baca Juga: Dunia Khawatir Virus Corona Varian Baru
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tri Wenita, AgenBRILink yang Membawa Layanan Perbankan Menyapa Warga Desa
-
BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR kepada 3,2 juta Debitur UMKM
-
3 Trik Nasi Pulen dan Wangi untuk Masak Harian ala Ibu-Ibu Hemat Alfamart
-
Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik Akhir Bulan, Rincian Lengkap Biaya Terbarunya
-
Sat Set Promo Indomaret! 11 Snack & Yogurt Viral Mulai Rp3 Ribuan, Wajib Borong